Fitri Hariana

Penulis adalah Alumni Pelatihan SAGUSABU 2 Medan Penulis Fitri Hariana Lahir di Medan 13 Agustus 1980 Ibu dari 3 orang anak Alumni SMA Negeri 10 sekara

Selengkapnya
Navigasi Web
 Lontong Sayur Medan Masakan Emak Emang Paling Enak

Lontong Sayur Medan Masakan Emak Emang Paling Enak

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe-153

Lontong Sayur Medan Masakan Emak Emang Paling Enak

Oleh : Fitri Hariana, STP.

Siapapun setuju, kalau masakan emak adalah masakan paling nikmat di dunia. Meskipun kita sudah berumahtangga, memiliki anak dan tinggal jauh dari orangtua, namun ada satu waktu kita akan sangat merindukan masakan emak/ibu kita. Mungkin bagi orang lain rasa masakan ibu kita biasa saja. Namun bagi seorang anak, masakan emak tetap masakan terenak di dunia. Karena dirasakan bukan hanya dengan lidah. Namun dengan hati yang merindu, penuh sayang. Karena masakan seorang ibu diolah sepenuh hati oleh tangan penuh cinta. Dengan resep cinta ibu. Itulah yang membuat rasa masakan ibu kita tak kan mudah tergantikan oleh masakan orang lain.

Begitu pun dengan saya. Sudah hampir 2 minggu sejak lebaran, belum sempat berkunjung ke rumah ibu saya di kecamatan lain. Setelah melaksanakan puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal, dari hari Senin hingga Sabtu. Sejak hari Sabtu pagi rasanya sudah pengen menikmati lontong sayur Medan. Sebenarnya kalau lontong sayur juga banyak orang yang berjualan di dekat rumah kami. Namun entah kenapa saya jadi kangen makan lontong buatan emak kami. Dan hanya pengen makan lontong sayur masakan emak kami.

Emak kami, yang dipanggil mbah uti/mbah putri oleh 3 bocil krucil kebetulan setiap pagi di depan rumah peninggalan alm. Papa, berjualan sarapan. Ada lontong sayur Medan. Ada nasi gurih/nasi lemak atau nasi uduk. Sudah lama juga berjualan lontong. Sudah hampir 8 tahun sejak tahun 2012. Saat itu semua anak-anak emak kami sudah menikah semua. Dan kebetulan karena tugas tidak ada yang tinggal serumah dengan emak kami. Alhasil tinggallah emak dan alm.papa kami berdua di hari tua.

Ingin punya kegiatan yang positif agar ada yang dikerjakan juga bisa ngobrol dengan tetangga dan para pembeli, maka emak kami memutuskan untuk berjualana sarapan. Hingga papa kami meninggal di tahun 2015, sempat berhenti beberapa bulan. Namun akhirnya emak kami tidak tahan bila hanya berpangku tangan saja. Mbah uti jualan lontong sekedar agar ada kegiatan. Juga ada teman ngobrol kalau ada pembeli.

Mbah uti diajak untuk ikut dan tinggal bersama kami atau tiga adik-adik kami yang lainnya, tapi beliau tidak mau meninggalkan rumah peninggalan alm. Papa. Alasannya kasihan, kalau rumah peninggalan papa kosong atau disewakan. Alhamdulillah, beberapa bulan kemudian adik nomor 3 beserta istri dan anaknya bersedia pindah rumah. Menemani emak kami. Dan setiap hari emak kami dibantu adik ipar meracik dan memasak lontong, sayur serta nasi udhuk.

Hari Minggu, sebenarnya jualan sarapannya lebih cepat habis. Biasanya bila mau ke rumah emak kami akan memberi kabar terlebih dahulu. Namun, Minggu kemarin, 14 Juni 2020 entah kenapa kami ingin memberi kejutan dengan datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Agak deg-deg-an juga sih, jangan-jangan sampai rumah emak, lontong sayurnya sudah habis dipesan pembeli. Bila memberi kabar, biasanya tidak semua dijual, tapi sebagian disimpankan untuk kami.

Alhamdulillah, pas kami sampai di rumah emak/mbah uti tembung, ternyata masih ada sedikit jualan sarapan lontong sayur/nasi gurih mbah uti yang belum terjual. Tinggal beberapa porsi lagi. Karena kata Mbah biasanya kalau hari Minggu jam 9 sudah habis hihihi...

Wah...untung belum habis lontongnya. Kalian mau datang kok gak bilang-bilang,” kata Mbah Uti sambil tertawa senang, memeluk cucu-cucunya, 3 bocil krucil. Alhamdulillah, berarti rezeki anak sholeh dan sholihah hihihi.

Tanpa menunggu lama, kami pun mulai beraksi, mengambil piring. Mbah Uti memotongkan lontong ke piring kami. Ehm, nikmat sedap lezat lontong sayur buatan emak begitu menggoda.

Potongan lontong di piring, diberi sedikit mie hun jagung, lalu disiram sayur gulai labu jipang wortel. Setelah itu ditambah tauco udang basah, kacang panjang dan terong. Sambel orek tempe kecepe. Dan telor balado plus kerupuk meah putih. Ehm, yummi.

Saya memilih menu lontong. Sementara Faqih dan Fawwaz memilih menu makan nasi gurih, diberi mie hun jagung lalu disiram sayur gulai labu jipang wortel. Mereka juga makan dengan lahapnya.

Masakan bunda emang paling enak.

Bagi kami, lontong sayur Medan yang paling enak tetap Lontong Sayur Medan Masakan Emak. Lontong Sayur Medan Masakan Emak Emang Paling Enak. Semoga emak kami/ mbah utinya bocil krucil tetap sehat selalu. Aamiin.

Lubuk Pakam, 15 Juni 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin KK, bagikan ke kami

15 Jun
Balas

Hihihi..siap bunda...kirimnya gimana ya..lonting sayur dr Sumut sampai Sumbar?hrs naik pesawat lontongnya

15 Jun

Gustiii... meni ngeunahhhh

15 Jun
Balas

monggo dahar kang

16 Jun

Gustiii... meni ngeunahhhh

15 Jun
Balas

hihihi..iya kang..maafkaeun

16 Jun

Wah, dimana mbah uti jualan di tembung kak?

15 Jun
Balas

Bunda Rizka dimana? Di Tembung juga kah? JL.Pusaka psr XI Desa Bandar Klippa Tembung, no.80 samping gg.mawar 1...lewat /masuk dari simpang pasar 10 pos polisi..dekat kuburan dan 2 rumah dari sekolah baitul azis

15 Jun



search

New Post