Fitri Hariana

Penulis adalah Alumni Pelatihan SAGUSABU 2 Medan. Penulis, Fitri Hariana, Lahir di Medan, 13 Agustus 1980. Ibu dari 3 orang anak. Alumni SMA Negeri 10 (sekara...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pisang Penyet-Penyet Kesukaan Bocil Krucil
Pisang Penyet-Penyet Kesukaan Bocil

Pisang Penyet-Penyet Kesukaan Bocil Krucil

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe-82

Pisang Penyet-Penyet Kesukaan Bocil Krucil

Penulis : Fitri Hariana

Stay at Home ini membuat 3 bocil krucil kami merasa boring di dalam rumah saja. Wajar juga bila mereka ingin sesekali bisa keluar rumah untuk jajan. Padahal sebenarnya bukan jajananya kali yang diminta, tapi main keluar rumah itu yang diinginkan.

Sabtu pagi kemarin, adik Fawwaz merengek kepada abi. Dia meminta untuk dibelikan jajan sambil berkeliling kompleks dengan mengendarai sepeda motor. Sesaat sebelum abi berangkat ke sekolah. Namun untuk menjaga dan mencegah agar tidak terpapar virus Corona, abi tidak membolehkan adik Fawwaz ikut serta keluar membeli jajanan.

Jadi sebelum berangkat ke sekolah, abi hanya membelikan mereka aneka jajanan snack ringan dari warung dekat rumah kami. Namun, setelah jajanannya dibelikan oleh abi, anaknya malah merajuk. Jajanan diserak di tempat tidur. Karena memang sebenarnya, adik Fawwaz bukan betul-betul ingin minta beli jajan. Tapi karena ingin main-main keluar rumah berkeliling kompleks naik sepeda motor. Dan tentu saja itu tidak saya dan abinya izinkan.

Akhirnya saya harus rajin-rajin membuat aktivitas pengganti supaya bocil krucil tidak merasa boring, bosan atau jenuh meski di rumah saja. Abi setiap kali pulang dari sekolah biasanya singgah ke pasar yang dilewati abi. Abi membeli pisang, ubi jalar, singkong, tepung atau apapun yang bisa diolah dan dimakan bersama.

Saya, mamanya yang dihimbau Work From Home , bekerja dari rumah selain mengajar dalam jaringan (daring) saat di rumah, juga harus stand by setiap hari membuatkan aneka cemilan untuk bocil krucil. Proses pembuatannya bebas dan boleh dibantu oleh bocil krucil supaya mereka memiliki kegiatan yang tidak membosankan di rumah. Ya, hitung-hitung Cooking Class lah. Dan mamanya sendiri yang mengajar sebagai master cheff nya hehehe.

Hari Jum’at kemarin saya membuat olahan pisang goreng pasir yang di-request oleh mas Faqih. Hari Minggu pagi ini masih tersisa sesisir pisang kepok matang yang belum diolah. Mas Faqih lagi-lagi mengajukan special request. Kalau sudah anak lanang mengajukan permintaan khusus mana bisa mamanya menolak. Tidak tega.

" Mama, ayoklah kita buat pisang penyet-penyet" katanya.

***

Dulu saya bingung dengan istilah pisang penyet-penyet yang disebutkan oleh Faqih. Pisang penyet-penyet adalah istilah yang dibuat oleh Faqih untuk menyebut ghodog-ghodog pisang. Saya dulu sempat bingung kalau dia bilang,

" Ma buatin kue pisang penyet-penyet,” Saya biasanya nanya balik dulu,

" Pisang penyet-penyet itu apa? Yg kayak mana? Mama gak tau?"

" Ih, Mama. Itu loh yang sering mama buat. Mama duku buatnya kan ada pisang. Terus tuh dikupas kulitnya. Baru pisangnya dipenyet-penyet. Siap pisangnya dipenyet-penyet lalu dikasih tepung sama air. Terus diaduk baru digoreng. Ahaah, Akhirnya jadilah kue pisang penyet-penyet yg sedap," kata Faqih panjang lebar menerangkan. Hebat dia bisa menginat setiap detil cara membuat kue pisang penyet-penyet. Merangkum dan bahkan memberi nama sendiri pada kue buatan mamanya dengan nama “ Kue pisang penyet-penyet”. Hahaha

Saya yang masih mengingat-ingat kue apa yang pernah saya buat dengan tatacara pembuatan seperti yang disebutkan oleh Faqih barusan. Barulah kemudian saya ingat dan berhasil menafsirkan keinginannya.. " Apa yang dimaksudnya adalah ghodok-ghodok pisang ya?" batin saya.

Akhirnya saya ikuti saya buat saya mengikuti yang seperti Faqih katakan. Saat saya sedang melakukan proses pisang pembuatan, saya menunjuukan proses nya dan kemudian bertanya kepada Faqih,

" Qih yang kayak gini ya kue pisang penyet-penyetnya? “

" Haaah! Iya!!! Betul..betul..betul..Kue pisang penyet-penyet yang enak sekali. Aku suka. Makasih Ma!" ujarnya saat mengetahui kalau kue ghodog-ghodog pisang yang dibuat oleh mamanya sesuai dengan apa yang selama ini dia bayangkan dan inginkan. Dan sejak itulah saya sebagai mamanya tahu kalau istilah “ Kue pisang penyet-penyet itu ternyata penyebutan Faqih untuk Ghodog-Ghodog pisang goreng. Hahaha. Kreative anak lanangku ini mencipatakan istilah. Karena pisangnya dipenyet-penyet dulu sebelum dicampur dengan tepung terigu, sedikit gula dan garam.

***

Saya tersenyum mengingat peristiwa beberapa pekan yang lalu. Sekarang saya sudah faham kalau Faqih meminta dibuatin pisang penyet-penyet berarti dia minta dibuati ghodog-ghodog pisang goreng. Namun saya sedang mencuci piring

"Bentar..siap mama cuci piring dulu" jawab emak mendengar permintaanya.

" Mana Ma, biar aku bantu Mama untuk mengupas pisangnya," katanya menawarkan diri.

Saya yang sedang mencuci piring pun memberikan baskom, sesisir pisang kepok masak dan pisau. Faqih mengupas pisang kepok matang sambil duduk di tangga yang menghubungkan dapur ke loteng laundry dan jemuran. Kemudian mbak Syasya datang membantunya mengupas pisang.

Saya belum selesai mencuci piring saat mereka sudah selesai mengupas pisang. Setelah selsai Mbak Syasya langsung mencuci tangan. Mbak Syasya ini Tipikal anak pintar Thinking Introvert yang hobynya belajar. Bahkan saat libur pun tetap belajar tanpa disuruh. Tapi kalau untuk urusan diminta ngerjain sesuatu yang lain kadang mesti disuruh dulu. Kurang punya inisiatif memberi bantuan sebelum diberitahu kalau kita butuh bantuan.

Kalau Faqih ya seperti biasa. Kadang malas belajar. Tapi paling rajin dan sering menawarkan bantuan meski tanpa diminta. Berbeda sekali karakter kedua karakter anak wedhok dan anak lanangku ini lah.

Setelah selesai mengupas pisang pun tapi dilihatnya mamanya masih membilas cucian piring, maka Faqih berkata, " Mama, boleh aku bantu Mama lagi? Mama yang membersihkan sabun di piringnya pakai air. Biar aku saja yang mengangkat dan menyusun piring sama cangkir ke tempatnya"

" Ohy? Boleh lah. Nah ini," kata emak sambil mengangsurkan satu per satu gelas piring yang baru dibilas di bawah air keran yang mengalir.

" Oke, sudah siap Ma," katanya, begitu seluruh piring sudah dia susun di rak piring.

" Makasih ya Nak"

Setelah urusan cuci piring beres, saya langsung menyetin pisang, kemudian menambahkan sedikit gula pasir, garam dan tepung terigu. Melihat mamanya sedang membuat sesuatu, Mbak Syasya pun mendekat namun hanya melihat-lihat. Sebenarnya dia ingin membantu, tapi menunggu dimintai tolong karena takut salah. Tipikal anak Thingking Introvert banget ya. " Mbak bantu mama ttuangkan air sedikit-sedikit ke adonan yang sedang mama aduk ini" Ujar saya pura-pura meminta bantuan. Padahal saya tahu sebenarnya Mbak Syaysa sedang menunggu aba-aba agar dimintai bantuan. Mbak Syasya pun menuangkan air ke adonan pisang dan terigu. Hingga tekstur adonan dirasa cukup. Selanjutnya adonan semi berbentuk pasta itu saya goreng sesendok-sesendok dengan api sedang. Tak lama, kue pisang penyet-penyet alias ghodok-ghodok pun siap untuk disajikan dan dinikmati.

Tak perlu menunggu lama, bocil krucil dan abinya pun membuat “ jualan “ ghodog-ghodog pisang goreng emak laris manis. Bagaimana tidak, ghodog-ghodog pisang goreng masak dan diangkat dari kuali saat waktu menunjukkan pukul 13.15 siang. Kala perut sedang keroncongan, tahu-tahu disuguhi ghodog-ghodog pisang goreng panas yang baru diangkat dari kuali. Pas lah.. Hahaha..

Minggu, 5 April 2020. Merangkai kisah tentang Kue Pisang Penyet-Penyet alias Ghodog-ghodog pisang goreng.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik ini. Ibu suka masak. Anak jd gak bosan di rumah. Mantap bu.

05 Apr
Balas

Iya bun..emaknya harus buat trik kegiatan cooking class buat anak di rumah..Makasih bu..semoga sehat selalu

06 Apr

Sedapnyaaa... jika dinikmati hangat-hangat. Salam, Bu!

06 Apr
Balas

hehehhe, iya bun..cemilan jadul tapi abadi...warisan resep kuliner nusantara

06 Apr

Essiipps bu menginspirasi

06 Apr
Balas

Makasih bu

06 Apr

Sedapnya

06 Apr
Balas

alhamdulillah bu..Terimakasih bu, semoga sehat selalu

06 Apr

Seedapnyee .. * kata upin ipin hehehhe

06 Apr
Balas

hehehhe..betul..betul...betul.. Terimakasih bu, semoga sehat selalu

06 Apr

Hmmm.. sedap

05 Apr
Balas

Alhamdulillah bu..kue tradisional Indonesia mmg selalu Pas di lidah..

06 Apr

jiyah..pisang penyetan..bkn hnya anak2 yg suka..saya jg bu..ha.ha..sepertibtape goreng..salam

05 Apr
Balas

Hehehe..ghodog2 pisang gorengPak ..kesukaam bocil di rumah kami..Makasih Pak..semoga sehat selalu..aamiin

06 Apr



search

New Post